Hidup Adalah Perjuangan Hanya Menjalankan Takdir Yakin pasti bisa Lihat Saja Di Masa Depan

Pendidikan

Teknik Penyutradaraan : Oleh Lesbianto

 

Nama         : Lesbianto

NIM           : 180141006

MK            : Apresiasi Sastra

 

Teknik Penyutradaraan

1.      9 tugas sutradara

2.      Tipe sutradara

3.      Syarat sutradara

4.      Sutradara sebagai pelatih

 

A.    SEMBILAN TUGAS SEORANG SUTRADARA

Sutradara adalah dalang dari perfilman atau teater, dalam hal ini mempunyai beberapa tugas, berikut adalah tugas dari seorang sutradara:

a.      Menyeleksi naskah

Seoarang sutradara dalam menyiapkan pementasan, tentu terlebih dahulu menentukan naskah yang bagus yang akan digunakan dalam pementasan. Sutradara harus menyeleksi beberapa naskah yang menjadi acuannya. Dalam penyeleksian tentu mempertimbangkan tujuan dan sasaran dari garapan suatu drama atau film. Misalnya tujuan atau sasaran adalah mahasiswa seni atau masyarakat umum, tentu, naskah yang dibutuhkan berbeda.

b.      Memilih naskah

Setelah menyeleksi naskah-naskah yang sesuai dengan tujuan dan sasaran diadakannya lakon teater, maka sutradara harus memilih salah satu naskah yang akan digunakan sebagai acuan keratifitas dalam pementasan teater. Terdapat dua pendekatan yang dapat digunakan sutradara, yaitu:

-          Pendekatan obesesional: dengan pendekatan ini, proses memilih diadakannya pada obsesi yang ingin diekspresikan dalam diri sutradara.

-          Pendekatan acak: pendekatan ini digunakan ketika sutradara tidak memiliki keinginan apapun, pemilihan dilakukan secara obejektif, berdasarkan ketertarikan sutradara serta relevansinya dengan kehidupan nyata. Pada pendektan seperti ini, sutradara sangat bergantung pada intuisinya.

c.       Mempelajari naskah

Setelah memilih naskah drama yang akan dipentaskan, sutaradara teater harus mempelajari naskah yang telah dipilihnya tersebut. Mulai dari membaca untuk memahami naskah, sutradara perleu memperhatikan latar belakang budaya naskah tersebut. Selain itu, perlu dilakukan peninjauan tema, serta peninjauan dari segi sastra dan segi teater naskah tersebut.

d.      Menafsirkan naskah

Tak cukup hanya memahami sebuah naskah, tugas berat dari sutradara adalah menafsirkannya dan mampu memvisulaisikan naskah tersebut dalam sebuah adegan dan scen dalam pertunjukan teater. Karena dengan ini, menjadi langkah lanjutan untuk menghidupkan naskah yang dari bentuk tulisan.

Dalam menafsirkan naskah, sutradara perlu menganalisis kajian sastrawi dalam naskah serta aspek visualisasinya dalam bentuk seni pentas. Terdapat 6 unsur penting yang perlu dianalisis oleh sutradara dalam upaya menafsirkan sebuah naskah kedalam bentuk seni pentas. Unsur tersebut adalah: plot, karakter, ide, dan bahasa yang memuat masalah sastrawi. Kemudian unsur musik dan spektakel yang merupakan gagasan sutradara dalam memvisualisasikan naskah.

Penafsiran yang dilakukan seorang sutradara dengan sutradara lain terhadap sebuah naskah bisa berbeda – beda. Sebab sutradara harus memiliki kemandirian (otonomi) dalam menafsirkan sebuah naskah drama, tidak secara mutlak bergantung pada naskah. Sebuah naskah memiliki sifat multi interpretable, penafsirannya seperti apa bergantung dari sutradara itu sendiri

e.       Menentukan nada dasar

Penentuan nada dasar berkaitan dengan penentuan motif yang terkendung dalam cerita dalam naskah serta pemberian ciri kejiawaan dalam perwujudannya. Beberapa hal yang perlu dilakukan sutradara dalam menentukan nada dasar sebuah pementasan misalnya: mentukan dan menciptakan suasana tertentu secara khusus, memvisualisasikan lakon yang sifatnya gembira menjadi humoran/lucuan, mengurango bobot tragedi yang dirasa berlebihan, dan memberikan prinsip dasar pada cerita

f.        Memilih dan menentukan pemeran

Seorang sutradara untuk memutuskan sebuah penafsiran atas lakon/pemain, tentu tugas selanjutnya adalah memilih dan menentukan pemeran, yang sesuai dengan karakteristik dalam penafsiran. Sering kali peilihan pemeran disebut dengan casting.

Terdapat beberapa macam cara untuk casting antara lain:

-          Casting by ability: berdasarkan kecakapan seseorang. Yang paling baik mengambil peran yang sukat atau pemeran utama

-          Casting to type: berdarakan kondisi atau kesesuaian pemain dengan tokoh yang akan diperankan. Misalnya kesusuain fisik, karakter, dsb.

-          Antitype casting atau educational casting: berkebalikan dengan Casting to type, type ini berdasarkan  kondisi yang bertentangan anatara tokoh yang diperankan dengan pemerannya. Dengan melakukan ini, berdarakan kesesuaian dapat lebih mengeksplor driny.

-          Casting to emotional temperament: berdasarkan kesesuaian emosi dan tempramen pemeran dengan tokoh yang akan dimainkannya. Pemeran yang memiliki kondisi keseharian yang mirip dengan tokoh akan lebih mudah menjiwai perannya.

-          Therapeutic casting: dilakukan untuk terapi terhadap pemeran dengan memerankan tokoh yang bertentangan dengan watak aslinya. Ini dapat dilakukan jika sutradara telah sangat mengenal dan mengerti kondisi para pemainnya. Biasanya dilakukan dengan tujuan menyembangkan kondisi kejiwaan para pemain.

g.      Menyusun mise en scene

Penyusunan Mise en scene atau penempatan panggung disini berkaitan dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada daerah pemain. Misalnya ketika terjadi perpindahan pemain atau juga perpindahan perlengkapan panggung.

Pemberian mise en scene dapat dicapai dengan melakukan pengelompokan pemain, pembagian tempat kedudukan pemain, variasi masuk dan keluar, variasi penempatan dekorasi panggung, variasi posisi pemain, pemberian warna ataupun bentuk pakaian pemain dengan ekspresi kontras, efek cahaya yang ditimbulkan, penguatan atau pelonggaran kedudukan pemeran, keseimbangan komposisi pentas, dsb.

Dalam penyusunan mise en scene, sutradara perlu memperhatikan bahasa panggung atau tekstur. Bahasa Panggung atau tekstur berkaitan dengan pengangkatan bahasa naskah menjadi bahasa panggung, dan ini biasanya cukup sulit dilakukan. Bahasa panggung ini meliputi tata pentas, action, blocking dan mood .

Tata pentas mencakup penataan setting, rias dan busana, cahaya serta musik dalam pertunjukan. Action mencakup aksi dan reaksi pemeran, baik dalam bentuk gesture tubuh, kegiatan yang dilakukan, dan gerak perpindahan tempat yang dilakukan pemain peran. Blocking mencakup pengelompokan dan pembagian tempat kedudukan pemain, keseimbangan komposisi dalam garis penempatan pelaku, serta variasi saat keluar atau masuk panggung. Mood mencakup suasana jiwa yang diciptakan dalam setiap adegan.

h.      Menguatkan atau Melunakkan Scene

Sutradara perlu melakukan penguatan atau pelunakan pada sebuah scene atau adegan, untuk menentukan penekanan terhadap adegan tertentu. Hal ini dilakukan menurut pandangan sutradara sendiri, namun tanpa mengubah naskah drama yang digunakannya. Penguatan dan pelunakan scene tersbut dapat dilakukan, misalnya: dengan dukungan efek cahaya dan musik.

i.        Menciptakan Aspek-aspek Laku

Sutradara berkewajiban untuk membantu para pemain peran agar dapat menciptakan laku simbolik, atau akting yang kreatif dalam memerankan tokoh. Laku simbolik ini biasanya tidak tertulis dalam instruksi naskah, namun hal tersebut dilakukan pemeran untuk memperkaya permainan. Dengan laku ini, kondisi batin seorang pemeran dapat dengan jelas disampaikan kepada penonton.

j.        Menjalin kerjasama dengan penata artistik

Seperti telah dijelaskan sebelumya, bahasa panggung, termasuk didalamnya tata pentas merupakan tanggung jawab seorang sutradara. Oleh sebab itu, sutradara harus menjalin kerja sama dengan penata artistic seni pangung agar dapat menciptakan tata pentas yang sesuai dengan konsep yang dibuat sutradara. Sehingga tata pentas yang diciptakan sejalan dengan nada dasar yang ditafsirkan sutradara dari naskah yang dipilihnya tersebut.

B.     TIPE SEORANG SUTRADARA

Tipe sutradara adalah nama lain dari macam-macam sutradara, dalam hal ini sutradara sebagai pemegang kendali dalam perfilman taupun teater. Berikut ada enam tipe dalam menjadi sutradara:

1.      Sutradara konseptor

Sutradara jenis ini membantu mengekspresikan dirinya, membiarkan pemain bebas mengembangkan konsep individualnya secra kratif agar melaksankan peran dengan sbeiak-baiknya. Tetapi juga masih terikat dengan pokok penafsiran naskah dari visi sutradara.

2.      Sutradara Koordinator

Jenis sutradara ini menempatkan diri sebagai pengarah produksi film atau orang yang mengkoordinasikan pemain dengan konsep pokok penafsirannya.

3.      Sutradara Diktator Atau Gordon Craig

Jenis sutradara ini sangat mengharapkan pemain dicetak seperti kemauan dirinya sendiri, pemain tidak bisa melakukan kreativitasnya sendiri. Semua harus mengikuti kemauannya dan juga tidak menerima masukan dari kru yang terlibat.

4.      Tipe Sutradara Interpreter.

Naskah, naskah, dan naskah! Jenis sutradara ini berpegang penuh pada interpretasi terhadap naskah secara kaku sehingga pemain dituntut mengikuti naskah dan tidak bisa melakukan kebebasan kreatifitasnya.

5.      Tipe Sutradara Paternalis

Sutradara yang satu ini bertindak sebagai guru yang mengamalkan ilmu dengan mengasuh para anggota produksi yang terlibat. Produksi film disamakan dengan padepokan, sehingga yang terlibat produksi film adalah murid yang harus setia kepada sutradara.

6.      Tipe Sutradara Pendidik.

Jenis sutradara ini bersikap ”Tut Wuri Handayani”, hanya memberi petunjuk bila dianggap perlu. Sehingga, sutradara ini akan turun tangan ketika sudah ada hal jika ada hal yang benar-benar penting.

 

C.    SYARAT-SYARAT SUTRADARA

Dalam pelaksaanaanya seorang sutradara pun menpunyai syarat-syrat agar menjadi baik dan handal. Berikut adalah syrat-syaratnya:

1.      Tegas menjadi kapten, dan bukan menjadi raja.

Tegas adalah hal mutlak yang harus diliki oleh seorang sutradara, karena sebagai pemipin harus tegas, dan tidak semena-mena dengan kru yang bertugas. Karena tegas menjasi modal yang sangat penting. Selain tegas menjadi kapten, seorang sutradara tidak boleh bertindak sebagai raja, yang bebas melakukan apa saja. Tetapi harus bisa membuat suasana yang nayamn dan man dan sennag , guna menghasilkan susana yang baik dan  produk yang baik.

2.      Paham tentang workflow

Workflow adalah alur kerja penting bagi seseorang sutradara. Pemahaman kuat dalam alur kerja akan membuatproses jadi lebih baik dan lancar.

Dalam pelaksanaanya sutradara harus tau workflow pasca prodruksi, yaiu pngerjaan materi, sekalipun biasanya ada produse panca proseuksi. Di tahap ini materi udah di syut bisa rusak kika salah workflow. Dengan hal itu workflow harus dikuasai.

3.      Paham teknik dan seni editing

Teknik dan seni editing tentu harus dimiliki oleh seorang sutradara. Karena seni editing dan teknik akan mempengaruhi hasil film, sehingga menjasi  bagus dan keren.

4.      Mendampingi di setiap saat pembuatan film

Sutradara bekerja sama dengan berbagai profesi, seperti editor, sound designer, visual efek, dll.

5.      Berkolaborasi

Salah syarat menjadi sutradara adalah siapnya berkolaborasu dnegan berbagai macam profesi dalam perfilman, agar hasil gabus.

 

D.    SUTRADARA SEBAGAI PELATIH

1.      Pengertian Sutradara

Secara kita ketahui bahwa, Sutradara adalah orang yang bertugas mengarahkan sebuah film/teater sesuai dengan skenario yang ada. Skenario digunakan untuk mengontrol aspek-aspek seni dan drama. Pada saat yang sama, sutradara mengawali kru film dan pemeran untuk memenuhi wawasan pengarahannya. Sutradara juga berperan dalam membimbing kru dan para pemeran film dalam merealisasikan kreativitas yang dimilikinya.

Sutradara bertanggung jawab atas aspek-aspek kreatif pembuatan film, baik interpretatif maupun teknis. Ia menduduki posisi tertinggi dari segi artistik dan memimpin pembuatan film tentang “bagaimana yang harus tampak” oleh penonton. Selain mengatur tingkah laku di depan kamera dan mengarahkan akting serta dialog, sutradara juga mengontrol posisi beserta gerak kamera, suara, pencahayaan, dan hal-hal lain yang menyambung kepada hasil akhir sebuah film.

Dalam melaksanakan tanggung jawabnya, sutradara bekerja bersama para kru film dan pemeran film, di antaranya penata fotografi, penata kostum, penata kamera dan lain sebagainya. Selain itu ia juga turut terlibat dalam proses pembuatan film mulai dari pra-produksi, produksi, hingga pasca produksi.

Tidak hanya harus mengerti soal kamera dan pencahayaan, sutradara juga harus bisa mengarahkan orang banyak bahkan berinteraksi langsung dengan para talent agar hasil filmnya bisa maksimal Jadi kali ini akan kami menjabarkan tugas seorang sutradara dari tahap pra produksi hingga psca produksi.

 Sejalan dengan itu, dalam pelaksanannya sering kali dikatakan sutradara sebgai pelatih, hal ini tidak dapat dipungkiri, karena pada dasarntya sutradara menjadi pemegang kendali dalam prosuksi film, karena menjadi sutradara tahu betul akan teknik dan proses berjalannya dari awal hingga akhir.

2.      Sutradara sebagai pelatih

Dalam perkembnagannya, pelajaran bahasa indonesia terdapat materi tentang teks drama. Sebagai guru bahasa Indonesia tentu harus mampu dan bisa berdrama dan berteater. Oleh karena itu drama dan teater harus dikuasai oleh guru bahasa indonesia. 

Jenis-jenis drama:

a.       Tragedi

b.      Komedi

c.       Tragekomedi, tragedi dan komedi

d.      Opera,drama dialukan dengan bernyanyi diiringi musik

e.       Melodrama, ketika berdialog didiringi musik

f.        Farce, sama dengan dagelan

g.      Tablo, drama dengan gerak.

h.      Sendratari, perpaduan drama dan tari

Selain dengan itu, guru harus paham tentang struktur dan unsur-unsur drama, kaidah kebahasaan.

DAFTAR PUSTAKA

Ivony. 2017. 20 Tugas Sutradara Dalam Teater secara umum. Diunggah pada 8 November 2017 dan diakses pada 15 Juni 2020.

Dwiaji Dicky, H._. 6 Tipe Sutradara film, kamu yang mana?. IDS. Diakses pada 15 Juni 2020.

IDS. 2014. Bagaimana cara menjadi seorang sutradara. Di unggah pada 27 May 2014 dan 

diakses pada 25 Juni 2020. IDS.

Hidajat, Arif._. Teknik Penyutradaraan Pada Naskah Drama “Hanya Satu Kali, Karya Holworthy

Hall & Robert Middlemass Sadurab Sitor Situmorang Sutradara Ilham Aulia. Surabaya: FBS UNESA.

Share: Biant Scout

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Biodata Diri

Foto saya
Kota Surabaya, Surabaya, Indonesia
Lesbianto

RACANA PRAMUKA

Pendidikan Kepramukaan "Satya dan Dharma Pramuka"

Pendidikan kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka melalui penghayatan dan pe...

Disiplin

Cerminan diri

Cari Blog Ini blogbiant.blogspot.com

Club Sepak Bola

Sepak Bola Chelsea Club and Real Madrid FC.

Populer

Pramuka ABC

Ikhlas Bhakti Bina Bangsa Berbudi Bawa Laksana
#Bung Hatta Cut Meutea

Postingan Terbaru

Iqro' bismi robbikalladzi kholaq

(Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu)

Cinta Simpul Mati

Asmara Tunas Kelapa

Pendidikan

Belajar Belajar Belajar dan Mengajar...