Home »
» Dekonstruksi - Teori Sastra
Dekonstruksi - Teori Sastra
Dekonstruksi
Puisi Karya Helen Rumiris Terbit di Republika pada Minggu, 02 Desember 2018
“Hakikat Orang Benar”
Oleh Lesbianto Mahasiswa STKIP Al Hikmah Surabaya Pendidikan Bahasa Indonesia
MENGIKHLASKAN SESEORANG UNTUK PERGI
Puisi Karya Helen Rumiris yang terbit di Republika pada Minggu,02 Desember 2018 yang berjudul “Hakikat Orang Benar” menjelaskan tentang perjalanan kehidupan seseorang dengan kebebasan memilih dalam menjalani arus kehidupan yang di kehendakinya. Karena seseorang itu selalu melakukan hal yang selalu baik dengan ketulusan dan kemurnian. Helen Rumiris meluapkan perasaannya lewat menulis puisi ini setelah di tinggal oleh kekasihnya yang paling di sayanginya. Helen menggoreskan tintanya dengan tulisan agar hatinya merasa tenang dan tidak terpikirkan jauh tentang apa yang ynag di lakuakan dulu bersama kekasihnya.
Puisi “Hakikat Orang Benar” karya dari Helen Rumiris ini menyatakan bahwa manusia mempunyai jalan hidup sendiri untuk memilih dan mempunyai hakikat hidup yang benar adalah dengan kebaikan. Karena manusia selalu dalam kebaikan pasti selalu dalam kebaikan dan dalam pikirannya pasti tentang kebaikan.puisi ini menjelaskan tentang perasaan yang di rasa oleh Helen Rumiris tentang sesorang yang amat di sayanginya, tetapi dia di tinggal dan dengan keikhlasan dia melepaskan seluruh apa yang ada dalam pikirannya. Karena sesorang yang menyakitinya pasti kan mendapatkan balasan seperti apa yang dirasa oleh Helen Rumiris.
Dekonstruksi puisi karya dari Helen Rumiris yang berjudul “Hakikat Orang Benar” menyatakan bahwa seseorang yang di sayanginya itu berhak untuk berbuat apa saja, memilih apa saja dan akhirnya Helen Rumiris membiarkan, melepaskan dan mengizinkan seseorang untuk menjelma apa saja karena manusia mempunyai kebebasan jalan hidup sendiri melakukan apa yang di inginkan. Dalam hal ini tak ada yang di slahkan, karena ini semu sudah takdir.
Seperti sajaknya:
1. Tentang membiarkan kekasihnya untuk pergi
“Biarkan, biarkan generasi kepompong itu terbang
Melintasi benua dan samudera
Mencari hakikat hidup dan cinta
Menaklukkan segala gemerancing cemooh
Yang hingar bingar menggema keujung bumi”
Dalam sajak puisi ini berati Helen Rumiris menyatakan bahwa dia membiarkan seseorang yang di sayanginya untuk pergi jauh mencari hakikat hidup dan cinta yang baru dan yang sempurna, dengan resiko menerima cemoohan dari banyak orang dan menghadapi cemoohan dari banyak orang yang selalu terdengar menggema di dalam telinganya bahkan sampai ke ujung bumi.
2. Melepaskan kekasihnya untuk pergi
“Lepaskan, jangan tawan dia
Dayanya hanya berisi asa kebaikan”
Dalam sajak ini Helen Rumiris menyatakan bahwa dia melepaskan seseorang yang di sayanginya untuk pergi jauh, karena seseorang yang di sayanginya hanya memiliki mimpi kebaikan saja bukan tetang mimpi sebenarnya dan Helen Rumiris tidak merasa terlalu amat bersedih.
3. Mengizinkan kekasihnya untuk pergi
“Izinkan dia menjelma apa adanya
Tak perlu bermolek mengaburkan esensi
Mempermainkan penonton kehidupan,
Atau menghipnotis kehidupan itu sendiri”
Dalam sajak ini Helen Rumiris meyatakan bahwa dia mengizinkan seseorang yang di sayanginya untuk pergi berbuat apa yang di inginkan menjelma menjadi apa saja tanpa memperdulikan lagi. Karena seseorang yang pergi itu hanya akan mempermainkan kehidupan di dunia saja tanpa berpikir panjang bahkan bisa merusak kehidupannya sendiri karena telah meimilih jalan yang salah. Padahala sebelumnya adalah pilihan yang paling benar dan tepat tetapi seseorang itu telah memilih untuk pergi. Dengan ini Helen Rumiris mengizinkan untuk pergi sepenuhnya tanpa kemabali lagi.
Dalam puisi ini Helen Rumiris merasa bahwa dia mengikhlaskan orang yang di sayanginya, dan membiarkan, melepaskan, mengizinkan untuk pergi jauh karena terlalu sakit hatinya dan tidak tahan menahan rasa sakit. Dan hatinya di paksa untuk mengikhlaskan.
“Lepaskan, jangan tawan dia
Dayanya hanya berisi asa kebaikan”
Dalam sajak ini berisi asa kebaikan berarti mimpi kebaikan, berarti puisi hanya berupa mimpi kebaikan. Padahal hanya baru mimpi belum kebaikan secara fakta mimpi adalah angan yangbelum tentu di raih dan di dapatakan, karena manusia hanya menerima takdir dari Sang Pencipta dan menjalaninya.
“Dengan pijakan yang penuh sihir
Ia hanya napas yang membumbung”
Dalam sajak Helen Rumiris ini seseorang yang telah menyakitinya itu melalukan hal kesalahan yang terbesar, dia hanya berjalan dalam kehidupan yang fana tanpa arti yang penuh fatamorgana, kebohongan semata.
Seseorang itu hanya bernafas tanpa arti yang menggebu-gebu penuh dengan kenistaan alunan udara yang menghembus pelan.
Puisi ini sangat rancu dalam pemahaman semantik/maknanya dan bisa jadi di artikan berbeda oleh penafsir atau pembaca puisi. Karena puisi adalah karya bebas tergantung penulis puisi. Padahal judul puisinya adalah “Hakikat Orang Benar” karya Helen Rumiris seolah menyalahkan seseorang dan melepaskan seseorang untuk pergi,
Judulnya seolah berantonim menjadi “Hakikat Orang Salah”.
Menjadi manusia yang mempunyai hakikat hidup untuk kebebasan, karena memiliki jiwa kebaikan. Dan penulis mengikhlaskan seseorang yang di csayanginya itu karena manusia mempunyai kebebasan untuk memilih jalan hidupnya sendiri menjadi apa yang di inginkan dan di cita-citakan.








Tidak ada komentar:
Posting Komentar