Home »
» puisi pendidikan
puisi pendidikan
JIWA PELAJAR
Terhempas kerasnya alam
Di tengah hingar-bingar kehidupan
Aku bertanya
Apa itu pelajar?
Aku sadar
Pelajar adalah titik cahaya
Pelajar penyimpan ilmu
Pelajar adalah penerus kehidupan
Di tengah kerasnya tantangan
Jiwa pelajar harus tetap berkobar
Walaupun dunia ini kejam
Tapi jangan salah
Jiwa pelajar membara seperti jilatan api yang mencekam
Menghadap sang pemilik hari pembalasan
Semangat demi harapan yang melekat
Angan-angan menggenggam cakrawala dunia
Tonggak kehidupan
Burung bernyanyi-nyanyi di sangkarnya
Mendidik anaknya-anaknya
Berkolaborasi dengan alam
Hidup bebas lepas berterbangan
Manusia berfoya-foya di club malam/kehidupan
Melempar seluruh harata pemberian Tuhan
Berkolaborasi dengan kemaksiatan
Hidup bebas di alam yang fana
Wawasan, pengetahuan, ketrampilan adalah makanan
Membentuk suatu kepribadian
Pendidikan adalah tonggak perbaikan
Belajar adalah kewajiban
Negeri ini terlalu rapuh
Kehilangan penerus yang budiman
Tingkatkan kehidupan dengan membuka lembaran
Hingga negeri ini,
terbang tinggi melayang di atas angan
ILMU GILA
Kehadiranmu memikat qalbu
Di setiap ku membuka mata
Kau terbayang di benakku
Ingin rasanya selalu mendapatkanmu
Tapi, kau terlalu gila
Engkau menghiasi alam semesta
Terlalu jauh di angkasa
Mewarnai indahnya dunia
Terlalu banyak kepribadianmu
Sampai ku tak sanggup menggapaimu
Di setiap ku menghembuskan nafas
Sempat terpikir tuk berlalu
Kau terlalu luas
Tapi isyarat hatiku mengatakan
“Kan ku ikat dirimu di memoriku”
PENGHANTAR KEHIDUPAN
Ku berjalan melewati derasnya zaman
Ku angkat kakiku perlahan
Hingga berhenti di titik terang
Yang menghiasi pikiran
Ku buka halaman demi halaman
Ku baca dalam renungan terdalam
BUKU, sebuah cahaya pengubah
Menghantar ke titik tujuan
Di roda kehidupan
Yang penuh dengan fana
SENJA BIRU
Dikala senja menghampiri
Garis-garis merah memancar
Siratan cahaya di atas awan
Menaburi seluruh alam
Senja, kau datang meninggalkan terang
Menjelang malam, yang mencekam
Kau pergi
Membuatku tak tenang
Sendiri sepi di sini
Aku biru, awan yang selalu merindukanmu
Menjalani hidup dari sang ilahi
Menerima tanpa pasti
Tenda
Penghibur segala lara
Peneduh segala duka
Kokoh berdiri sendiri
Terpatri dalam mimpi-mimpi
Tiga dimensi terpancar janji Tri Satya
Tenda, dengarkankanlah curhatku
Tentang rasaku
Tak bisa kulukiskan
Takbisa ku ungkapkan
Ajari aku sepertimu
Tetap berdiri walau badai menghadang
Hujan menerjang
Tetap berdiri pada pendirian
Tenda biru
Waktu mengalun menjauh
Rasa pergi ke laut biru
Angin berhembus tipis masuk ke relung rusuk
Mengisyaratkan sebuah cerita
Dikala derasnya amarah dan kebencian
Menerima cacian, penghianatan
Aku ingin,
Seperti tenda, diam termenung
Sendiri sepi tetap berdiri
Pada keyakinan
PANORAMA SENJA
Waktu semakin berlalu
Panorama senja








Tidak ada komentar:
Posting Komentar