Hidup Adalah Perjuangan Hanya Menjalankan Takdir Yakin pasti bisa Lihat Saja Di Masa Depan

Pendidikan

Hari Budaya Blora_Cerpen Oleh Lesbianto


Hari Budaya Blora
Karya: Biant


Hari Budaya Blora

Senja kini datang lagi, yang selalu dinantikan seluruh penduduk bumi untuk merahatkan tubunya dengan sempurna. Dengan datangnya senja menghadirkan keindahan walaupun sesaat, dan berakhir dengan dihiasi kegelapan yang amat mendalam. Senja ini mengisyaratkan tentang sebuah kesederhanaan dengan datng hanya sekilas tetapi memberikan warna yang terang untuk diperlihatkan kepada seluruh penghuni cakrawala di hamparan semesta ini, terutama Satya.
Oh ya namaku Satya aku terlahir dari keluarga sederhana yang selalu diliputi oleh iman dan takwa, sehingga aku menjadi orang yang baik dalam segala aspek di dunia. Maaf ya, aku bukan sombong, hanya saja memperlihatkan agar semua termotivasi menjadi lebih baik lagi, daripada hanya memperbaiki diri yang sesaat.
Aku suka senja, dimana hal itu memberikan kenyataan bahwa dunia ini, ada bervariasi warna, warna pelangi, warna tumbuhan, warna air, dan tentunya warna-warna kebudayaan indonesia yang sangat aku cintai.
Aku adalah seorang pemuda yang suka budaya. Dari budaya tari, musik, orkes, tradisional, hingga modern. Hal itu bukan berdasarkan apa-apa. Karena memang ayahku adalah seoarang yang menyukai dan bahkan mendalai budaya khususnya budaya jawa yang sangat kental kaitannya dengan kesenian. Di jawa khususnya jawa tengah dan Yogyakarta adalah pusat peradaaban kesenian terbesar dan terlestari di negara ini yang perlu dilestarikan dan dijaga untuk kemasalahatnbersama. Pikirku seperti itu, entah pikir orang lain
17 Desember 2000
Tepat aku berumur 17 tahun. Dimana aku sudah bisa menjalejahi kotaku, yaitu kota Blora, yang terkenal dengan pohon jati, dan makanan khasnya adalah ungker. Yaitu ulat yang hidup dari pohon jati, enak sih, memang benar, tapi ada juga orang yang tidak mau makan, karena mungkin ulatnya itu masuk dalam kategori haram.
            “ Hai Satya, kamu ikut nggak pawai Hari Budaya Blora, bulan depan?.” Tanya Satria dari belakang dengan menepuk pundakkua, aku langsung kaget, dan menghadap kebelakang.
            “Wahhh Dasarr, mengagetkan aku saja, aku pikir siapa, ternyata kamu. Kmau bilang apa tadi, aku lupa, ehehe” Ujarku dengan nada agak marah tapi Cuma bercanda.
            “Ikut menjadi anggota pawai sekolah nggk, di acara Hari Budaya Blora Mustika?.” Ucapnya lagi
            “Ohhh yang itu, nngk aku nggk ikut, nggk tahu bahkan, lagipula belum ada pengumuman ataupun aku dipanggil oleh pak Budi”. Ucapku, dengan menjelaksan apa yang terjadi, karena aku belum tahu tentang informais itu.
            “Ohhh, gitu ya… aku kemarin mendapat kabar dari Bu Dian sihh. Cuma aku juga belum dipanggil” ujarnya.
Selepas itu mereka memasuki kelas bersama, karean kebetulan mereka satu kelas di kelas X IPA 1, kelas yang paling ramai, dan orangnya paling ambyar, dan bar-bar.
            “Assalamualaikum Wr. Wb. Mohon maaf kepada bapak ibu yang mengajar dikelas, meminta waktunya sebentar untuk memanggil anak-anak untuk mengikuti latihan dalam rangka Hari Budaya kota. Selamat siang anak-anak. Yang saya sebutkan nanti dimohon langsung ke lapangan sekolah untuk diadakan pertemuan persiapan pementasan hari Budaya Kota Blora Mustika” suara terdengar dengan jelas di pojok atas kanan kelas, di sanalah terdapat pengeras suara, yang biasa digunakan untuk memberkan pengumuman dari server, dan semunya saling terhubung ke kelas-kelas.
“Waww, kamu dipanggil Sat, berangkatlah sana” ujar Satria
            “Kamu juga dipanggil cepatlah berangkat”ujarku
Akhirnya kita berangkat untuk mengdakan pertemuan dengan seluruuh anggota.
Pertemuan berlangsung sekitar satu jam, dan aku ditunjuk menjadi penol, yaitu salah satu tokoh dalam Kesenian Barongan Blora. Dan Satya menjadi Barongnya, karena kebetulan dia lebih besar tubunya daripada aku.
…………..……..
Hari berlanjut, kita smeuanya latihan dilapangan dengan bersungguh-sungguh, yang diikuti sekitar 30 orang belum termasuk orang-orang pelengkap. Memang seperti ini, jika ada kesenian pasti setiap sekolah selalu memperjuangkan yang terbaik supaya menjadi yang paling terbaik diantara yang baik, termasuk juga sekolahku.
Hari demi hari kami berlatih, dengan cekatan, hingga akhirnya yang ditunggu datang.
Daerah sekiat alun-alun sangat padatm bahkan jalan yang basa dilintasi tidak bisa diterjang lagi, akibat dari kemuruman orang-orang yang banyak dipinggir jalan, untuk menyaksikan kesenian terbaik dari masing-masing sekolah. Dan aku dengan tim sekolah berada diantara kerumuan itu, dan yang ditonton. Sekolahku mendapatkan nomor urutan ke 21, termasuk lama juga, melihat setiap kali tampil sekitar 7 sampai 8 menit, belum lagi persipan, dan penutupan, bahkan biasa jadi dapat komentar dari juri.
“Nomor urut 21, dipersilahkan memasuki area untuk penilain” suara terdengar dari mikrofon yang sangat keras dari pemenadu acara atau moderator.
Kamipun masuk ke area, dan meperlihatkan aksi kami semua. Kebetulan sekolah dalam peforma terbaik jika dilihat dari penampilan sebelumnya. Dengan menggunakan kolaborasi dua kesenian yaitu Blora-Bali (Barong dan tari kecak) yang sangat menarik pastinya.
Kami tampil dengan gagah berani, dan memeperlihatkan ketangkasan kami, terutama aku yang salto-salto untuk menunjukkan identitas penul  yang agresif dan cekatan.

Kami semua telah berharap untuk menjadi juara umum dalam acara itu, dan bahkan seluruh anggota optimis untuk menang.
“yaaaaa, ahirnya kita selesai juga tampilnya” suara dari ketua tim kelompok SMA yaitu Pak Budi. Seorang guru bahasa yang jago dalam hal semuanya, dari seni, musik, vokalis, sastra, fotografer, entah apa lagi yang harus diutarakan tidak kuat untuk mendeskripsikan salah satu guru ini.
Setelah panampilan selesai akhirnya, terjadilah pengumuman yang menang, dan dikumpulkan nya seluruh peserta di tengah alun-alun kota.
“Dengan ber“Dengan berdasarkan penilaian juri, makan dengan segala apresiasi, kami juri menyatakan yang menjadi pemenang adalah SMA 1 Blora” suara ricuh, berkecamuk termasuk aku dan kawan-kawanku, melihat penampilan dari para penontok menunjukkan bahwa kami yang menang, tetapi juri memilih yang lain. Ini sebuah hal yang tidak adil, mengingat salah dua dari kelima juri berasal dari SMAN 1 Cepu.
“Mohon maaf, bisakah diperlihatkan nilainya?.”Suara Pak Budi, yang tidak puas akan keputusan juri, untuk meneanyakan hal yang benar.
“Mohon maaf bapak, ini saya sebutkan total nilainya: ujarnnya salah satu juri
“Silahkan mana?.” Balasnya
“Mohon perhatian, untuk seluruh peserta ini akan saya sebutkan total nilainya: Juara 1: total nilai 490, juara 2 total nilai 485, juara 3 total nilai 450, dan juara harapan nilainnya sama yaitu 440. Berdasarkan dengan nilai ini, maka kami nyatakan yang menajadi juaranya adalah SMAN 1 Blora” ujatBerdasarkan dengan nilai ini, maka kami nyatakan yang menajadi juaranya adalah SMAN 1 Cepu” ujarnya
“Huuuuuu” suara penonton kecewa atas hasilnya, dan membubarkan diri.

Kamipun membubarkan diri juga, tetapi taidak apalah, masih mendapatkan juara 2 walaupun tidak juara umum, karena tahun lalu sekolahku yang menjadi juaranya terus, mengingat sekolah sangat kental sekali dengan budaya tanah air. Dan selurh warga sekolahnya snagat mencintai budaya tanah air.
Dengan hal itulah aku dan Satria menerima dengan lapang dada, mungkin tahun depan akan aku rebut juara itu dengan sekuat tenaga


Share: Biant Scout

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Biodata Diri

Foto saya
Kota Surabaya, Surabaya, Indonesia
Lesbianto

RACANA PRAMUKA

Pendidikan Kepramukaan "Satya dan Dharma Pramuka"

Pendidikan kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka melalui penghayatan dan pe...

Disiplin

Cerminan diri

Cari Blog Ini blogbiant.blogspot.com

Club Sepak Bola

Sepak Bola Chelsea Club and Real Madrid FC.

Populer

Pramuka ABC

Ikhlas Bhakti Bina Bangsa Berbudi Bawa Laksana
#Bung Hatta Cut Meutea

Postingan Terbaru

Iqro' bismi robbikalladzi kholaq

(Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu)

Cinta Simpul Mati

Asmara Tunas Kelapa

Pendidikan

Belajar Belajar Belajar dan Mengajar...